Posts

Showing posts from May, 2015

Masih Jalan-Jalan di Pulau Weh

Image
  Nah, ini dia kelanjutan trip saya di Pulau Weh. Sebelum baca lebih lanjut, kita nonton video perjalanannya dulu, yuk. Pada chapter sebelumnya , saya baru saja selesai menikmati waktu di area tugu KM 0. Setelah mampir ke tugu KM 0, sesuai permintaan saya sebelumnya, saya ingin mampir ke pantai Iboih untuk melihat Pulau Rubiah, walau dari kejauhan. Saya bertanya, kepada Pak Amir, kenapa pulau ini dinamakan Pulau Weh? Katanya, pulau ini jika dilihat dari peta, memang menyerupai huruf W. Saya hanya manggut-manggut, karena saya yakin ada cerita lain di samping cerita tentang bentuk pulau yang menyerupai huruf W tadi. Selang beberapa menit, sampailah saya di Pantai Iboih. Tadinya, saya tidak akan berlama-lama di area tersebut, tetapi tiba-tiba saya tergoda untuk melakukan snorkeling di Pulau Rubiah. Ya, akhirnya saya menyerah pada pesona Iboih yang begitu menyenangkan. Yes, this is vitamin sea! Karena tidak membawa perlengkapan memadai, saya akhirnya menyewa perlengka

Jalan-Jalan ke Pulau Weh

Image
Jalan-jalan sendiri memang punya keasikan tersendiri. Nah, kali ini saya coba memberanikan diri jalan-jalan ke sisi barat Indonesia, yaitu Pulau Weh, Provinsi NAD. Sabtu pagi, setelah sebelumnya saya bermalam di Kota Banda Aceh dan menikmati kota itu dalam satu hari, saya bergegas menuju pelabuhan Ulee Lheue. Saya menumpang kapal yang paling pagi, yaitu KM. Express Cantika 89 pukul 8.00. Harga tiketnya Rp65.000 untuk kelas bisnis. Selain kelas tersebut, ada juga kelas eksekutif dan VIP dengan harga masing-masing Rp75.000 dan Rp95.000.  Lama perjalanan, adalah 45 menit untuk sampai ke pelabuhan Balohan, Pulau Weh. KM. Express Cantika 89 Pelabuhan Ulee Lheue Di dalam kapal, saya memilih tempat duduk di dekat jendela. Sama halnya seperti saat naik pesawat atau kereta, saya lebih suka duduk di dekat jendela. Namun, kebetulan saya bertemu dengan beberapa teman saya, yang juga akan berwisata ke Pulau Weh. Hanya saja mereka tidak akan menginap di sana. Mereka akan

Museum Tsunami Aceh

Image
Di penghujung tahun 2004, tepatnya 26 Desember 2004, tejadi suatu bencana alam yang menelan banyak sekali korban jiwa. Gempa bumi berkekuatan 9,3 skala richter ini meluluh lantakkan wilayah Aceh dan sekitarnya. Beberapa negara di kawasan Asia Tenggara terdampak oleh gempa yang diikuti gelombang tsunami setinggi 9 meter. Untuk mengenang peristiwa tersebut, pada 2009 dibangunlah sebuah museum dengan nama Museum Tsunami Aceh. Museum ini dirancang oleh Ridwan Kamil , yang kini menjadi Walikota Bandung. Museum ini terletak di Kota Banda Aceh. Desainnya unik, jika dari jauh menyerupai bentuk kapal laut raksasa.